PERBDAAN
PROTOCOL TCP DAN UDP, DAN CONTOH PENERAPANNYA DI JARKOM
Transmission
Control Protocol (TCP)
Transmission
Control Protocol (TCP) merupakan suatu layanan pengiriman berorientasi koneksi
yang dapat diandalkan. Data TCP ditransmisikan dalam segmen-segmen dan suatu
sesi harus ditetapkan sebelum host dapat mempertukarkan data. TCP memakai
komunikasi byte-stream, yang berarti bahwa data diperlakukan sebagai suatu
rangkaian byte.
TCP
mampu mencapai keterandalannya dengan menugaskan rangkaian angka ke setiap
segmen yang ditransmisikan. Jika suatu segmen dibagi menjadi potongan-potongan
yang lebih kecil, maka host penerima mengerti apakah semua potongan itu sudah
diterima. Suatu pengakuan akan memverifikasi bahwa host lain sudah menerima
data itu. Bagi setiap segmen yang dikirimkan, host penerima harus menghasilkan
acknowledgment (ACK) dalam periode tertentu. Bila pengirim tidak menerima ACK,
maka data tersebut ditransmisikan ulang. Kalau segmen yang diterima ternyata
rusak, maka host penerima akan membuangnya. Karena dalam kasus ini ACK tidak
dikirimkan, maka pengirim mentransmisikan ulang segmen itu.
Hasil Simulasi
Pengaruh Pengumpulan Paket Terhadap Kinerja TCP
Pertama
kita lihat pengaruh pengumpulan paket terhadap kinerja TCP. Kita tahu bahwa
pengumpulan paket menyebabkan tambahan delay pada paket, yang
meningkatkan end-to-end Round Trip Time (RTT) dan Retransmission
Time-Out (RTO), dan akibatnya menurunkan throughput TCP. Disisi
lain, pengumpulan paket memperbaiki throughput TCP dengan beberapa cara,
yaitu :
• Pengumpulan
paket dapat membantu TCP untuk bekerja pada congestion window (cwnd)
yang besar. Tanpa pengumpulan paket, paket-paket yang hilang akan sering terjadi
dan TCP menangani kehilangan ini dengan mekanisme fast recovery dan fast
retransmit. Interval waktu yang pendek antara dua paket yang hilang membuat
cwnd rendah karena nilai cwnd dibagi dua setiap ada paket yang
hilang dan kemudian naik secara linier. Pada sisi lain, pengumpulan
paket memungkinkan pengemasan banyak segmen TCP yang berhasil dikirimkan.
TCP menemukan kembali paket yang hilang dengan mekanisme RTO, dimana cwnd
akan turun ke nilai satu setelah RTO dan kemudian naik secara
eksponensial pada slow start dan secara linier pada daerah congestion
avoidance.
• Pengumpulan
paket dapat mempengaruhi pembentukan trafik dan mengurangi paket yang hilang.
Sebagai contoh, pada full aggregation, ingress optikal switch hanya
perlu untuk merutekan satu paket optik ke outgoing link setiap interval pengumpulan.
Dengan kata lain, sifat burst trafik IP asalnya yang dipandang oleh switch
optik telah diratakan.
Gambar berikut
ini memperlihatkan pengaruh interval pengumpulan terhadap kinerja TCP. Secara
umum dapat dikatakan bahwa dengan membesarnya interval pengumpulan maka throughput
TCP juga semakin besar.
Kinerja TCP terhadap interval
pengumpulan
User Datagram
Protocol (UDP)
UDP
menawarkan suatu layanan datagram tanpa koneksi yang menjamin entah pengiriman
atau pengurutan paket-paket yang dikirimkan secara benar. Checksum data UDP
bersifat opsional, yang menyediakan suatu cara untuk mempertukarkan data pada
jaringan-jaringan yang sangat diandalkan tanpa perlu membutuhkan waktu
pemrosesan atau sumber daya jaringan. UDP dipakai oleh aplikasi-aplikasi yang
tidak memerlukan pengakuan tentang kuitansi data. Aplikasi tersebut secara
khusus mentransmisikan sejumlah kecil data pada suatu waktu. Paket-paket yang
disiarkan harus memakai UDP. Contoh layanan dan aplikasi yang memakai UDP
adalah DNS, RIP, dan SNMP.
Hasil Simulasi
Pengaruh Pengumpulan Paket Terhadap Kinerja UDP
Kemudian
kita lihat pengaruh interval pengumpulan paket terhadap kinerja UDP. Seperti
diperlihatkan pada gambar (a), throughput UDP tidak banyak mengalami
perbedaan pada ketiga skema pengumpulan paket. Hal ini dikarenakan UDP
merupakan protocol transport yang agresif dan selalu mencoba untuk menyedot
bandwidth yang tersedia. Throughput juga semakin kecil dengan
membesarnya interval pengumpulan.
Packet
delay jitter adalah
matrik kinerja yang lain yang perlu diperhatikan pada trafik UDP. Seperti
ditunjukkan pada gambar (b), rata-rata delay jitter pada semua flow
UDP akan semakin besar dengan membesarnya interval pengumpulan. Hal yang
menarik adalah bahwa full aggregation dan per-class aggregation dapat
mencapai delay jitter yang lebih rendah disbanding tanpa pengumpulan.
Alasannya adalah bahwa dua skema ini membangkitkan paket-paket optik yang lebih
besar dengan pengumpulan flow yang banyak.
Kinerja UDP terhadap interval
pengumpulan : (a) throughput
(b) packet delay jitter